News Update :
Hot News »
Bagikan kepada teman!

Arti dari Tadaima dan Okaeri

Penulis : Japan on Kamis, 03 April 2014 | 03.27

Kamis, 03 April 2014

Halo semuanya, apa kalian sudah tahu tentang arti dari 'Tadaima' dan juga 'Okaeri'. Kalau belum tahu, aku akan kasih tahu. Ucapan 'Tadaima' ini sama saja dengan arti dari 'Aku pulang'. Nah, kalau 'Okaeri' itu adalah arti dari 'Selamat datang kembali'. 'Okaeri' bisa juga disebut 'Okaeri nasai' artinya pun juga sama.

Sampai disini dulu pelajaran kita hari ini. Boleh minta komen dan sarannya yaaa... :) I love you all.
komentar (8) | | Read More...

Cara Mengucapkan Bahasa Jepang Yang Benar

Penulis : Japan on Senin, 31 Maret 2014 | 22.56

Senin, 31 Maret 2014

  Nah, kali ini kita akan belajar bagaimana caranya menggunakan bahasa Jepang yang benar. Misalnya, 'namae wa sakura desu'. Tapi membaca 'desu'nya itu bukan 'desu'. Tapi, 'des'. Dan kalau ada tulisan 'arigatou gozaimasu' bukan dibilang 'arigatou gozaimasu'. Tapi, 'Arigato Gozaimas'. Mudah saja teman-teman... Masu dan desu itu dibaca Mas dan Des aja. Jadi 'u' dari masu dan desu itu dibuang. Sekian ya? Samapi jumpa besok.
komentar (4) | | Read More...

Cara mengucapkan 'aku' dalam bahasa Jepang

  
  
  



 








  Hei, hei, hei semuanya, kali ini aku akan mengajarkan kalian bagaimana caranya mengucapkapkan 'aku' dalam bahasa Jepang. Nah, ucapan 'aku' dalam bahasa Jepang itu ada caranya juga. Untuk perempuan, mengucapkan aku dalam bahasa Jepang adalah, 'Watashi/watashiwa'. Nah, kalau untuk laki-laki yaitu "Bokuwa/ore'. Oh ya, para pembaca. Sebenarnya aku ga pernah sekolah dan belajar kursus bahasa Jepang. Tapi, aku tahu bahasa Jepang karena sering lihat anime dan punya sublite. Sebenarnya belajar bahasa Jepang itu sangat gampang lo. Caranya kita harus menyenangi pelajaran tersebut. Lama-kelamaan kita bisa kok memahami bahasa Jepang. ^_^
komentar (1) | | Read More...

Ojigi

 
Pernah dengar belum tentang istilah Ojigi? Ojigi adalah tradisi membungkuk untuk orang Jepang. Saat satu orang dengan orang lainnya bertemu dan menyapa seraya membungkuk. Seperti gambar di atas. Gambar di atas menunjukkan cara perempuan jepang membungkuk yang mengartikan menyapa dan saling menghormati.

Gambar di atas menunjukkan cara membungkuk sampai 45 derajat ini menandakan salam hormat, rasa syukur yang mendalam, dan juga meminta izin maaf, dan sebagainya.

Sedang berlutut dalam upacara agama 

Kalau yang ini membungkuk sampai telapak tangan wajah dan badan menyentuh lantai yang menandakan permintaan maaf yang sangat mendalam, saat mengunjungi makam untuk memberi penghormatan dan acara-acara tertentu.

Catatan : Mudahan menjadi bermanfaat. Oh ya, untuk orang islam tentu nya aku. Tiru yang di bolehkan agama aja ya? Untuk agama-agama yang lain ini boleh ditiru kecuali kalau ada penentangan di agama kalian. Tetap pegang teguh agama masing-masing ya?
komentar (1) | | Read More...

Huruf-Huruf Dalam Jepang

Penulis : Japan on Minggu, 30 Maret 2014 | 23.37

Minggu, 30 Maret 2014


  Jepang memiliki abjad yang terpisah yang maksudnya mempunyai abjad yang berbeda. Seperti huruf abjad Hiragana dan juga abjad Katana. Nah, huruf Hiragana diperuntukkan untuk orang yang asli dari Jepang, dan kalau untuk huruf katana, kebalikannya. Huruf Katana diperuntukkan untuk orang asing atau orang yang diluar dari negara Jepang. Huruf Hiragana dan Katana sangatlah berbeda. Coba lihat gambar di bawah ini:
 
Katana biasanya dipakai untuk ditulis disebuah kain panjang untuk perayaan Katana atau perayaan khusus lainnya.


 

Hiragana biasanya dipakai untuk orang Jepang menulis untuk surat, tulisan, menulis pelajaran disekolah Jepang, dll.

Sekian, dan terimakasih para pembaca dan teman-teman....

LIKE dan kirimkan saran atau pesanmu di:Belajar Bahasa Jepang



komentar (1) | | Read More...

Cara menggunakan sumpit

Saya akan mengajarkan bagaimana cara orang Jepang memegang sumpit dengan benar. Lihat lah gambar dibwah berikut ini:

Setelah itu ketika ingin makan kita harus mengucapka 'Itadakimasu' yang dibaca 'itadakimas' yang artinya [selamat makan]. Saat menggunakan sumpit pun kita tak boleh melakukan beberapa hal seperti dibawah ini:
 

Kita tak boleh mengaduk-ngaduk makan memakai sumpit, memai-mainkan sumpit, mengulum ujung sumpit, menancapkan sumpit di nasi, memakan makanan dan mulut menyentuh mangkok, tak boleh memegang sumpit asal-asalan, menunjuk-nunjuk makanan pakai sumpit, dan tak pelan-pelan mengambil makanan yang basah.
komentar (1) | | Read More...

Hantu wanita Jepang

theyukionnabyyoshiyukik.jpg
Kisah Yuki-Onna (Wanita Salju) Merupakan salah satu kisah hantu klasik di Jepang, yang sudah sering diangkat dalam bentuk Opera, bahkan pernah dibuat dalam bentuk film klasik. Kisah hantu tidak klasik ditandai dengan adegan berdarah-darah, namun lebih merupakan cerita yang yang diisi tokoh manusia dan hantu yang melibatkan percintaan, kesedihan yang dalam dan tragedi.
Cerita dimulai dari dua orang penebang kayu bernama Mosaku dan Minokichi yang hidup di daerah provinsi Musashi (terletak di antara Tokyo dan Saitama), Mosaku adalah seorang pria yang berada di usia senja, sementara muridnya , Minokichi adalah seorang pemuda tegap berumur 18 tahun. Setiap hari mereka berangkat pagi-pagi sekali ke sebuah hutan yang jaraknya 5 mil dari desa mereka. Di antara desa mereka dan hutan yang dituju ada sebuah sungai besar yang beraliran deras. Begitu derasnya arus sungai tersebut sehingga tidak ada jembatan yang kuat menahan arus (jembatan yang ada selalu rusak akibat terjangan arus deras). Siapapun yang ingin menyebrangi sungai harus melewatinya dengan bantuan kapal penyebrang kecil.
Suatu hari Mosaku dan Minokichi sedang dalam perjalan pulang. Ketika itu cuaca begitu dingin dan mulai turun badai salju. Saat sampai di di tepi sungai, mereka menemukan bahwa si pengayuh perahu yang menyebrangkan mereka telah pulang ke rumah dan meninggalkan perahunya karena cuaca buruk. Sadar bahwa mereka tidak mungkin menyebrangi sungai, mereka memutuskan bermalam di pondok sementara si pengayuh perahu. Pondok itu benar-benar sederhana, hanya terdiri dari sebuah ruangan tanpa jendela yang berisi dua buah Tatami, tanpa perabotan apapun.
Mosaku dan Minokichi yang sudah lelah segera menutup pintu agar salju tidak masuk ke dalam pondok,lalu kemudian beristirahat. Mereka merasa cukup hangat dan nyaman sehingga Mosaku yang lanjut usia tak lama berbaring langsung tertidur pulas, sementara Minokichi yang masih muda termenung mendeangar suara angin yang menderu yang disertai arus sungai yang bertambah deras. Badai tidak mereda dan udara malah bertambah dingin, namun setelah bersusah payah skhirnya Minokichi tertidur juga.Entah telah berapa lama Minokichi tertidur, tiba-tiba ia terbangun karena merasakan butir-butir salju yang lembut di wajahnya. Ternyata pintu pondok yang mereka diami telah terbuka dengan paksa.
Minokichi melihat seorang wanita dalam pondok, wanita yang putih seperti salju dan memancarkan cahaya seperti salju (Yuki-Akari) sedang membungkuk diatas Mosaku. Ia tengah meniupkan nafasnya yang dingin menyerupai asap putih kepada Mosaku. Minokichi benar-benar terkejut dan ketakutan, ia ingin menjerit namun tak ada sebuah suara pun yang keluar dari mulutnya. saat itulah sang wanita misterius itu beradu pandang dengannya, ia mendekatkan wajahnya pada Minokichi. Dalam ketakutan yang amat sangat, Minokichi merasakan bahwa wanita yang berada di hadapannya adalah seorang wanita yang amat cantik, walaupun sorot matanya membuat tubuhnya gemetar dalam ketakutan.
Wanita itu terus menatap Minokichi dan tiba-tiba tersenyum dan berkata, “aku ingin memperlakukanmu sama seperti orang lain, tapi aku kasihan padamu. Kau, masih muda, begitu tampan, Minokichi. Aku tidak akan menyakitimu tapi jika kau memberitahu siapapun termasuk ibumu tentang apa yang terjadi malam ini… maka aku akan membunuhmu! Ingat apa yang telah kukatakan ini.” Seusai wanita salju itu berkata, ia meninggalkan Minokichi sendirian. Mengira bahwa itu hanyalah mimpi, Minokichi segera bangun dan melihat keluar namun ia tidak melihat siapapun atau apapun. Sambil menutup pintu ia bertanya-tanya apakah bukan angin yang membuka pintu pondok tadi. Ia memanggil Mosaku namun tidak ada jawaban. Minokichi mengulurkan tangan untuk menyentuh Mosaku dan tanpa sengaja ia menyentuh wajah Mosaku, dan ternyata wajahnya telah membeku. Mosaku telah meninggal.
Ketika fajar tiba, badai pun berakhir dan si pengayuh perahu menemukan Minokichi yang tergeletak pingsan di samping Mosaku yang telah meninggal. Ia membawa keduanya menyebrang, lalu menguburkan jenazah Mosaku. Sementara Minokichi dibawa pulang kerumahnya. Setelah sembuh, Minokichi tidak dapat langsung melupakan kejadian yang telah ia alami. Ia dihantui oleh kematian Mosaku, namun ia bersikeras untuk menceritakan kejadian itu pada siapapun, karena ia tidak ingin kehilangan nyawanya. Lama berselang, Minokichi baru berani kembali pada pekerjaan sehari-harinya, menebang kayu, membelahnya menjadi potongan-potongan kecil, lalu menjual kayu tersebut ke pasar dengan bantuan ibunya.
Pada musim dingin tahun berikutnya, Minokichi sedang berada dalam perjalanan pulang melalui jalan setapak di hutan, saat ia berpapasan dengan seorang gadis yang amat cantik, berkulit putih indah, yang hendak melalui jalan yang sama. Minokichi pun menyapa gadis itu dan tanpa disangka gadis itu menjawab dengan suara yang menurut Minokichi adalah suara yang paling merdu didengarnya. Mereka pun mulai berjalan bersama dan bercakap-cakap. Si gadis menceritakan bahwa ia bernama O-Yuki, ia telah kehilangan kedua orangtua, dan untuk menyambung hidupnya ia akan pergi ke Yedo (Edo atau Tokyo) untuk mencari kerabatnya agar dapat membantu mencarikannya pekerjaan sebagai pelayan.
Entah apa yang dirasakan Minokichi, namun rasanya gadis itu nampaknya makin cantik dimatanya. Minokichi pun mulai merasa suka pada gadis itu, sehingga ia memberanikan diri untuk bertanya apakah gadis itu sudah memiliki pasangan. Gadis itu tertawa sambil mengatakan bahwa ia belum memiliki pasangan atau kekasih. Ia pun balik bertanya apakah Minokichi telah memiliki pasangan, dan Minokichi menjawab bahwa ia pun belum memilikinya. Setelah pernyataan ini maka kedua muda-mudi ini tidak berbicara lagi sampai mereka tiba di desa tempat tinggal Minokichi. Namun dalam hati masing-masing telah tumbuh rasa saling menyukai. Maka Minokichi mengundang O-Yuki untuk singgah dan beristirahat di rumahnya. O-Yuki ternyata bukan hanya gadis cantik, namun juga berkelakuan baik. Ibu Minokichi pun tak butuh waktu lama untuk menyukainya. Sampai ia membujuk agar O-Yuki mau menunda perjalanannya ke Yedo. Pada akhirnya O-Yuki tidak pernah melanjutkan perjalanannya ke Yedo, melainkan menetap di desa itu dan tinggal bersama Minokichi dan ibunya, sebagai istri dan menantu.
Lima tahun kemudian ibu Minokichi meninggal, O-Yuki tetap bersama-sama Minokichi, bahkan ia telah melahirkan 10 orang anak lelaki dan perempuan bagi Minokichi. Semuanya tampan dan cantik, serta memiliki kulit putih seindah ibunya. Banyak penduduk desa yang mengagumi O-Yuki. Kebanyakan petani tampak tua setelah melahirkan anak, namun O-Yuki yang telah menjadi ibu 10 anak tetap terlihat cantik. Secantik saat pertama kedatangannya di desa, mereka.
Suatu malam setelah anak-anak tidur, O-Yuki menjahit dibantu dengan sebuah cahaya dari lampu kertas. Minokichi yang sedang menatapnya, tiba-tiba berkata, “Melihat kau menjahit dengan pantulan cahaya di wajahmu, aku teringat suatu hal aneh yang terjadi saat aku masih berusia 18 tahun. Kala itu aku melihat seorang wanita yang secantik dan seputih dirimu… dan ia memang mirip denganmu… “
Tanpa menghentikan pekerjaannya, O-Yuki bertanya, ”ceritakanlah padaku, dimana kau bertemu dengannya?” lalu Minokichi mulai bercerita tentang Mosaku dan pengalamannya di pondok pengayuh perahu. “Entah itu sebuah mimpi atau bukan,tapi saat-saat itulah aku pernah melihat orang secantik engkau. Tentu saja ia pasti bukan manusia dan aku sangat takut padanya. Hingga sekarang pun aku tidak yakin apakah yang aku lihat itu mimpi atau memang benar-benar seorang wanita salju.”
O-Yuki langsung melemparkan jahitannya. Ia mendekati suaminya dan berseru, “itu adalah aku! Bukankah aku telah mengatakan bahwa aku akan membunuhmujika cerita itu pernah keluar dari mulutmu. Sekarang, demi anak-anak kita…” O-Yuki tetap berteriak namun suaranya menjadi penuh kesedihan, “jagalah aak-anak kita, karena jika kamu tidak melakukannya, maka aku akan melakukan hal yang pernah aku katakana padamu…”
Minokichi tidak sempat berkata apa-apa. O-Yuki mulai tidak terlihat dan kemudian menguap menjadi butir-butir salju yang halus,yang menghilang melalui cerobong asap. sejak saat itu, ia tidak pernah terlihat lagi.
komentar (1) | | Read More...

Blogger news

Categories

About

Blogroll

 
Design Template by panjz-online | Support by creating website | Powered by Blogger